Rabu, 01 Februari 2012

Memperkenalkan Budaya Daerah Kepada Anak

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki budaya daerah masing-masing. Hal itu mencakup bahasa daerah, kesenian, kuliner, kerajinan, dan adat istiadat. Bahasa, sastra dan aksara daerah merupakan wujud kebudayaan daerah yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang tidak terpermanai. Di samping itu bahasa, sastra dan aksara daerah merupakan unsur kebudayaan daerah dan bagian dari kebudayaan nasional yang berperan dalam meninggikan martabat dan peradaban bangsa. Menurut Pusat Bahasa, di Indonesia ada 749 bahasa daerah. 
Demikian juga dengan kesenian, kesenian daerah merupakan karya estetik hasil perwujudan kreativitas daya cipta, rasa, karsa dan karya baik tradisional maupun kontemporer. Pemeliharaan kesenian diarahkan pada nilai yang bermanfaat bagi teerwujudnya pembangunan manusia yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. Indonesia memiliki banyak lagu daerah, alat musik, dan tarian daerah yang masing-masing memiliki ciri khas dan menjadi karakter dari daerah tersebut.
Selain kesenian dan bahasa daerah yang begitu kaya Indonesia juga memiliki beragam karya kerajinan tangan dan kuliner. Indonesia memiliki makanan khas dan produk kerajinan khas dari tiap daerah.
Organisasi PBB untuk urusan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya, UNESCO, telah mengakui 850 situs di dunia menjadi warisan budaya, termasuk diantaranya 11 situs yang ada di Indonesia. Ke-850 situs yang diakui menjadi warisan budaya dunia itu terdiri dari 689 mengenai budaya dan 176 alam. Sebanyak 11 situs budaya Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, antara lain mengenai batik, wayang, keris, angklung, dan situs manusia purba Sangiran (Kompas, 2011).
Berdasarkan keadan tersebut seharusnya Indonesia memiliki pengaruh yang besar dalam pelestarian warisan kekayaan dunia. Kekayaan budaya Indonesia bisa menjadi ciri khusus yang menunjukan karakter bangsa sebagai bangsa yang multikultur. Sehingga Indonesia dapat lebih diakui dunia dan menjadi objek wisata, pendidikan, dan riset budaya.
Kesadaran akan perlunya melestarikan budaya menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dapat mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berkarakter dan diakui dunia. Pengenalan budaya dan penanaman nilai luhur perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini. Apabila anak-anak di Indonesia bangga dan mengenali budaya terutama di daerahnya, kesadaran untuk terus melestarikan budaya bahkan mengembangkannya agar dapat bertahan dari gerusan era global.
Namun, pada kenyataannya anak-anak Indonesia sudah semakin jauh dari pengetahuan budaya daerahnya. Mereka lebih mencintai dan mengenal lagu-lagu, tarian, dan makanan khas luar negeri. Produk-produk mainan import juga lebih diminati anak-anak dibanding mainan tradisional. Anak-anak semakin terpengaruh dengan istilah tren Internasional yang mempengaruhi gaya berpakaian, gaya bahasa, dan pola pikir mereka. Hal tersebut semakin membuat anak menjadi lupa bahkan buta tehadap budaya yang ada di daerahnya yang semestinya memberi nilai-nilai luhur bagi anak agar lebih mencintai tanah airnya. Selain itu anak-anak lebih gemar membaca komik-komik dari luar negeri terutama Jepang dibanding membaca cerita rakyat dari tiap daerah. Padahal cerita daerah memiliki banyak nilai positif yang dapat mempengaruhi sikap anak dalam menjalani kehidupan sosial. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka peradaban Indonesia akan semakin tergerus dalam globalisasi dan budaya Indonesia hanya akan menjadi catatan dalam buku muatan lokal.
Dampak dari hal di atas yaitu budaya asli daerah yang menjadi kekayaan Indonesia menjadi terabaikan hingga pada akhirnya diklaim oleh negara lain seperti tari pendet, reog Ponorogo, lagu rasa sayange, dan beberapa pulau yang diklaim Malaysia dan tempe yang diklaim oleh Jepang.
Sudah seharusnya ada upaya untuk memperkenalkan budaya daerah kepada anak-anak. Hal tersebut tentu saja membutuhkan peranan dari berbagai pihak seperti orang tua atau keluarga , guru, pemerintah dan ahli media. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan anak kepada budaya daerahnya semisal dengan mengadakan pentas seni, lomba kesenian dan membuat kerajinan, dan melalui mata pelajaran muatan lokal dan seni budaya yang dikembangkan menyesuaikan perkembangan anak. Selain itu pengenalan budaya juga sangat dipengaruhi dengan adanya media masa. Fakta menunjukkan bahwa media massa seperti media cetak dan media audio-visual (televisi) memainkan peran yang sangat penting dalam memelihara dan mengembangkan budaya daerah.
Maraknya media online jika dipetik dengan benar manfaatnya pun juga dapat digunakan untuk belajar dan mengenalkan adat budaya bangsa Indonesia, misalnya mencari bentuk-bentuk rumah adat, makanan, tempat wisata dan pakaian adat, kemudian dicetak dan digunting serta ditempelkan pada suatu buku yang bisa diberikan judul tertentu.
Menurut Irma Gustiana Andriani bagaimana orangtua menanamkan nilai kepada anak, akan membentuk kepribadiannya. Bagaimana anak memahami kebudayaan negerinya sendiri, juga dimulai dari lingkungan keluarga. Sebenarnya cukup sederhana bagi setiap keluarga untuk bisa menanamkan budaya asli bangsa Indonesia. orangtua yang cukup konsisten dalam menanamkan nilai atau value yang terkait dengan budaya asli bangsa, biasanya tidak merasa khawatir anak akan mengikuti budaya asing atau bahkan lebih memilih budaya asing. cara-cara untuk mengenalkan budaya negeri sendiri sangat beragam, bergantung pada minat anak tersebut. Jika anak berminat pada aktivitas di luar ruangan, maka orang tua bisa mengenalkan budaya Indonesia dengan mengajak anakanak pergi ke tempat-tempat yang menyediakan wisata budaya Indonesia, semisal ke Museum Bahari, museum batik, TMII, atau ke cagar budaya alam yang tersedia di daerah Bogor. mengunjungi tempat wisata budaya bisa menjadi salah satu cara untuk merangsang minat anak terhadap kebudayaan Indonesia. Jika lokasi rumah dengan tempat wisata terbilang dekat, maka tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat tersebut satu bulan sekal (Sindo, 2011).
Pada dasarnya, pendidikan mulok di harapkan mampu untuk mengajak siswa untuk mencintai daerahnya sendiri, mencintai hasil karya daerahnya, mengetahui budaya daerahnya, mengetahui lagu daerahnya, cerita daerahnya dan hal lain yg berkaitan dengan yg bersifat lokal. Di mana dengan demikian di harapkan dapat tumbuh rasa mencintai, menghargai, dan keinginan untuk terus melestarikan budaya lokalnya.
Disamping berbagai cara tersebut, pemerintah juga harus bertindak tegas dalam menyikapi perkembangan zaman di era globalisasi dengan memperketat aturan mengenai penyaluran informasi dari luar dan pasar bebas. Sehingga dokrtrin budaya dari luar tidak menyebar dengan bebas dikalangan masyarakat terutama anak-anak. Hal ini untuk memudahkan anak agar memiliki kesempatan untuk mengenali budaya daerahnya sendiri.

Baca Selengkapnya......